WH Geram, Data Usulan Mutasi Pejabat Esselon 2 Bocor
SERANG I DBC — Sehari setelah diserahkan ke KASN, data usulan mutasi pejabat esselon dua hasil seleksi calon pejabat pimpinan tinggi pratama Provinsi Banten pada Senin (16/9) tiba-tiba bocor ke publik.
Dari informasi yang diterima dinamikabanten.co.id, Gubernur Banten, Wahidin Halim bahkan mengaku geram atas bocornya dokumen rahasia yang ditandatangainya itu. WH menilai para pejabatnya tidak bisa menjaga data-data penting yang belum saatnya menjadi konsumsi publik.
Kepala BKD Banten, Komarudin mengaku heran bagaimana mungkin data usulan mutasi itu bisa bocor. Karena, katanya, kalau di BKD Banten data itu saya yang pegang, kemudian kita kirimkan ke KASN.
“Jadi ada kemungkinan kan siapa yang bocorin itu, karena data itu ramai di media sosial sehari setelah kita serahkan ke KASN,” kata Komarudin di Serang, Kamis (19/9).
Komarudin enggan langsung menuding bahwa aktor yang membocorkan itu adalah oknum di KASN. Namun dia hanya menyatakan dari uraianya pihak terkait bisa menganalogikan sendiri. “Salah satunya dari foto dokumen yang beredar itu terdapat lipatan, sementara berkas kita kirim rapi menggunakan amplop. Artinya kalau ada bekas lipatan itu, berkas sudah dibuka dari amplop,” tandasnya.

Lagi-lagi, mantan Pj. Bupati Kabupaten Tangerang ini tidak mau secara gambang menyebut adalah KASN pelaku pembocor data rahasia itu. “Saya tidak mau menuduh seperti itu, tidak menuduh. Tapi segala kemungkinan bisa saja terjadi,” tukasnya.
Meski sudah terlanjur ramai di media sosial, Komarudin meminta agar media masa tidak menyebutkan secara rinci nama demi nama pejabat yang akan dimutasi.
“Toh, usulan itu belum diproses KASN juga, karena perlu dilengkapi dokumen. Setelah pansel memverifikasi dan melengkapi dokumen yg dibutuhkan, selanjutnya dibuat laporan kepada KASN dengan usulan terbaru yang berbeda dengan dokumen beredar itu. Jadi dokumen beredar itu sudah tidak relevan. Singkatnya data itu sudah tidak up to date lagi ” ucapnya.
Atas kejadian ini, katanya, saya timbul pertanyaan kalau sesutu yang berkaitan dengan mutasi, rotasi dan promosi itu dicari bahkan dibocorkan. Seolah-olah jabatan itu sesuatu yang luar biasa, seolah-seolah jabatan itu penuh dengan fasilitas dan kenyamanan.
“Padahal yang namanya jabatan itu kan amanah, artinya mereka tetap harus konsen pada tanggung jawabnya dan tidak usah berebut (terhadap jabatan itu-red). Terkesan seolah-olah kalau kehilangan jabatan itu akan kehilangan segalanya. Jadi maindset inilah yang sebenarnya harus dirubah,” paparnya. (ade gunawan)