Sambut Tahun Baru Islam, Ratusan Warga BIP Antusias Ikuti Pawai Obor, Dzikir dan Doa Bersama
SERANG | DINAMIKA BANTEN — Ratusan warga RT 03 dan RT 04 RW 30 Lingkungan Mushola Al Muttaqien Perumahan Banten Indah Permai (BIP) Kota Serang antusias mengikuti pawai obor, dzikir dan doa bersama dalam rangka menyambut tahun baru Islam, 1 Muharram 1445 Hijiriah.
Pantauan dilapangan, kegiatan yang diikuti anak-anak, remaja dan para orang tua itu berjalan dengan lancar dan meriah. Lantunan sholawat dan letupan kembang api di langit Perumahan BIP menambah semangat dan kemeriahan pawai obor.
Usai pawai obor, acara dilanjutkan dzikir dan doa bersama. Pada rangkaian ini tampak warga begitu khidmat nan khusyuk melantunkan ribuan lafadz dzikrullah yang dipimpin oleh Ustadz Anam dan Ustadz Juheri.
Gelaran yang dimotori DKM Musholla Al Muttaqien ini mendapat sambutan positif dari Ketua RW 30, Sumarna. Menurutnya sudah seyogyanya selaku umat muslim, tahun baru Islam diisi dengan acara-acara yang baik seperti ini. “Semoga bisa memberikan keberkahan bagi lingkungan BIP khusus RW 30,” katanya, Selasa 18 Juli 2023.
Demikian pula, lanjut Sumarna, melalui momentum pergantian tahun baru Islam ini kita semua mendapat hikmah untuk terus bermuhasabah atau berintrospeksi diri menjadi pribadi yang lebih baik.
Selanjutnya, Ustadz Anam sekilas memberikan penekanan anjuran pentingnya memperingati tahun baru Islam atau biasa disebut tahun hijriyah.
“Kita mungkin sudah sangat familiar dengan yang namanya ‘kalender Hijriah’ dan ‘kalender Masehi’. Keduanya merupakan penanggalan yang mengelompokkan hari, bulan, dan tahun,” ujarnya.
Kalender Hijriah, lanjut Ustadz Anam, biasanya digunakan umat muslim untuk menentukan tanggal perayaan hari-hari besar seperti Ramadan dan Idulfitri. Sementara itu, kalender Masehi adalah kalender umum yang sering dipakai sehari-hari, mulai dari Januari sampai Desember.
Menurutnya, perbedaan kalender masehi dan hijriah adalah dasar perhitungannya. Karena itulah hari raya umat Islam biasanya tak pernah berada di tanggal yang sama pada kalender Masehi. Contohnya saat tahun baru, penanggalan tahun baru Islam bisa berbeda dengan tahun baru Masehi yang selalu dirayakan pada 1 Januari.
Perhitungan kalender Masehi didasari oleh perputaran bumi mengelilingi Matahari (revolusi). Karenanya, tahun Masehi juga disebut tahun Syamsiah atau tahun Matahari.
Sementara itu, dasar perhitungan kalender Hijriah adalah revolusi bulan atau peredaran bulan mengelilingi bumi. Maka dari itu, kalender Hijriah juga dikenal dengan nama lain, yaitu tahun komariah (bulan) atau tahun Islam. Adapun periode dari bulan sabit hingga kembali ke bulan sabit disebut satu bulan dan selama 29,5 hari.
“Perbedaan kalender Hijriah dan Masehi terletak juga pada sejarah penanggalan. Penanggalan 1 pada kalender Masehi didasarkan pada kelahiran Nabi Isa as, sedangkan untuk penanggalan 1 pada kalender Hijriah didasarkan pada hijrahnya Nabi Muhammad SAW dari Mekah ke Madinah,” jelasnya. (adg)