Ratusan Massa Geruduk Dinas PUPR Lebak, Ini Tuntutannya
LEBAK | DINAMIKA BANTEN — Ratusan massa dari organisasi masyarakat (Ormas) Gabungan Anak Indonesia Bersatu (GAIB) Lebak menggeruduk kantor Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPPR) Kabupaten Lebak, Banten, menuntur agar warga dibangunkan jembatan darurat yang bisa dilewati oleh kendaran roda empat maupun roda dua.
Pasalnya, sejak jembatan utama yang menghubungkan Muncang dan Ciminyak, Kecamatan Muncang dibongkar dan akan dibangunkan jembatan baru, Dinas PUPR tidak membuatkan jembatan darurat,sehingga praktis warga setempat hidup terisolasi, dan jika hendak menyeberang ke desa tetangga harus bertaruh nyawa menyeberangi jembatan bambu yang dibangun secara swadaya oleh warga yang sangat rawan ambruk.
Umar Vijay ketua Ormas Gaib 212 Kabupaten Lebak mengatakan, pihaknya terpaksa mendatangi kantor Dinas PUPR Lebak, karena aspirasi sebelumnya tidak mendapat tanggapan dari dinaas tersebut
“Tutuntan kami hanya ingin dibuatkan jembatan darurat yang bisa dilalui oleh kendaraan selama proyek berjalan sehingga aktifitas masyarakat tidak terganggu,” ujar Umar Vijay kepda wartawan,Senin (21/10/2024).
Setelah sempat berorasi di depan kantor PUPR yang terletak di kawasan Ona, Desa Rangkasbitung Timur itu, sejumlah perwakilan dari massa aksi akhirnya diterima untuk mediasi oleh pejabat Dinas PUPR.
Dalam mediasi yang berlangsung cukup alot itu, akhirnya Dinas PUPR bersedia membuatkan jembatan darurat sesuai dengan tuntutan massa aksi besok hari,” Alhamduillah besok Dinas PUPR bersedia membuatkan jembatan darurat selama pembangunan jembatan baru berlangsung,” cetus Umar
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, pembangunan jembatan yang menghubungkan Desa Muncang dengan Desa Ciminyak di Kecamtan Muncang, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten dikeluhkan oleh warga.
Pasalnya, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Lebak sebagai Pengguna Anggaran (PA) tidak menyiapkan jembatan darurat sebelum jembatan yang akan dibangun baru itu dibongkar, sehingga praktis kini roda transportasi di wilayah itu lumpuh total.
Udin seorang warga setempat mengatakan, sejak jembatan utama yang selama ini menjadi penghubung antar wilayah di kecamatan itu dibongkar oleh pemborong sejak Kamis (10/10/2024) lalu, masyarakat harus menyeberangi sungai dengan jembatan darurat yang dibangun secara swadaya oleh warga ala kadarnya dari Muncang ke Ciminyak maupun sebaliknya.
“Sekarang kami kadang terpaksa menyeberangi sungai jika hendak ke seberang (Ciminyak -red) karena jembatan utama yang selama ini masih bisa dilewati oleh kendaraan roda empat dan roda di dibongkar,” ungkap Udin warga Muncang.
Udin menambahkan, setelah jembatan dibongkar maka praktis aktifitas warga menjadi lumpuh total, karena jembatan tersebut selama ini sangat dibutuhkan oleh warga. ”Harusnya sebelum dibongkar dibangun dulu jembatan alternatif atau jembatan darurat agar aktifitas warga tidak terganggu ,” cetusnya. (barce)