Ratusan Mahasiswa Untirta Aksi Depan Gedung Rektorat
SERANG, Globalaktual.com – hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), Ratusan mahasiswa Untirta yang mengatasnamakan KBM Untirta gelar aksi di Gedung Rektorat Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Rabu (2/5/2018).
Dalam aksi tersebut, Humas Aksi Hardiknas Wafi mengatakan, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya (UU No. 12 thn 2012). Namun, anomali terjadi secara jelas di Pendidikan Tinggi yaitu kampus khususnya UNTIRTA sebagai Universitas Negeri tersohor di Provinsi Banten. Carut-marut program pendidikan yang dicanangkan menjadi salah satu contoh nyata masih buruknya sistem di pendidikan tinggi.
“Dalam gemilang Hari Pendidikan Nasional yang jatuh pada tanggal 02 Mei harus menjadi refleksi nyata untuk menyadarkan betapa pentingnya pendidikan yang ilmiah, memerdekakan, dan mencerdaskan serta menimbulkan pemikiran yang kritis pelajar sebagai pelopor perubahan di berbagai aspek,” ujarnya.
Lanjutnya, Pengembangan potensi diri mahasiswa hanya akan menjadi sebuah mimpi belakang, jika ditelisik pada masih maraknya pungutan liar yang dilakukan pihak lembaga atau oknum kampus pada sarana dan prasarana. Perihal kartu perpustakaan yang berbayar baik itu perpustakaan Universitas maupun Fakultas yang seharusnya sudah merupakan bagian dari UKT yang katanya tunggal.
“Praktik pungutan liar juga terjadi di pelayanan akademik dan mata kuliah yang sebagai salah satu contohnya intership yang dilakukan di jurusan PLS Untirta harus membayar lagi diluar UKT sebesar Rp.2,1 Juta. Padahal jelas dalam Permenristekdikti No. 36 Tahun 2017 menyatakan bahwa tidak boleh ada pungutan lain selain UKT,” katanya.
Ia melanjutkan, moment hari Pendidikan Nasional menjadi penampar keras bagai civitas akademika bahwasanya permasalahan pendidikan dikampus Untirta sangat urgensial untuk segera dibenahi. Keluarga Besar Mahasiswa (KBM) Untirta meramu jutaan permasalahan pokok yang ada dikampus menjadi Sembilan Tuntutan Mahasiswa.
“tuntutan kami adalah Menolak SPI (Sumbangan Pengembangan Institusi), Menuntut Transparansi dan menolak hutang atas pembangunan kampus Sindangsari, Menolak Pungutan Liar pada Pelayanan Akademik Sarana & Prasarana, Menuntut Untirta dalam Sistem Penetapan dan Penggolongan UKT dengan tepat Sasaran, Hapuskan Jam malam, Wujudkan fasilitas kampus yang layak dan memadai, Wujudkan Integritas dan Tingkatkan Kuantitas tenaga pengajar Untirta, Hentikan Kriminalisasi dan Diskriminasi terhadap mahasiswa Untirta, Wujudkan kebebasan berpendapat dan beraspirasi,” pungkasnya. (Ildhan)