Orang Tua Siswa Mengaku Puas Pelayanan PKL SMKN 4 Pandeglang

PANDEGLANG | DINAMIKA BANTEN — Orang tua siswa menyampaikan kepuasannya terhadap pelayanan PKL yang diberikan pihak sekolah kepada anak-anaknya sebagai siswa-siswi SMK Negeri 4 Pandeglang.

“Kami orang tua siswa-siswi merasa puas dengan pelayanan PKL dari sekolah SMK Negeri 4 Pandeglang,” ucap salah seorang ibu-ibu dan bapak-bapak perwakilan dari para wali murid dalam dua video berbeda berdurasi 33 detik yang diterima Dinamika Banten, Senin, 20 Februari 2023.

Dari informasi yang berhasil dihimpun, video itu diambil secara inisiatif oleh para wali murid usai menggelar rapat pemaparan progres penempatan siswa yang mengikuti PKL.

Pasalnya mereka puas karena proses tahapan sebelum, ketika maupun setelah PKL selalu diberikan informasi oleh pihak sekolah. Demikian pula dengan pembebanan biaya personal yang menjadi tanggung jawab orang tua disampaikan dan disepakati secara transparan.

Dr. Ir. Susila, Kepala SMKN 4 Pandeglang

Kepala SMK Negeri 4 Pandeglang, Susila menjelaskan ada dua unsur kebutuhan mendasar dalam proses pendidikan di sekolah yaitu kebutuhan operasional dan kebutuhan personal.

“Jika variabel kebutuhan masuk dalam kebutuhan operasional maka tentu akan dibiayai melalui sumber anggaran negara yaitu BOS, tetapi manakala pembiayaan itu masuk dalam kategori personal sudah sewajarnya itu menjadi tanggung jawab orang tua siswa. Dan ketentuan-ketentuan seperti itu sebenarnya sudah diatur dalam regulasi penggunaan dana BOS itu sendiri,” kata Susila kepada Dinamika Banten di Pandeglang.

Pada bagian lain, Susila menunjukkan bahwa pihaknya setiap hari (pagi dan sore) selalu melakukan pengecekkan kondisi kehadiran siswa. Hal ini menurutnya sangat penting guna memastikan siswa mendapatkan pelayanan pendidikan yang optimal dari sekolah.

“Rata-rata ketika kita hadirkan orangtua wali murid yang kehadiran anaknya rendah itu sebenarnya mereka pamit dari rumah untuk bersekolah. Tetapi tidak sampai ke sekolah. Sehingga Ini berpotensi ada penyimpangan juga ketinggalan mengikuti pelajaran. Terlebih dalam upaya kami melakukan pembinaan karakter nantinya tidak optimal. Sehingga dikhawatirkan akan berpotensi menjadi produk riject dan ditolak pasar karena hard skil dan soft skill tidak standard,” tandasnya.

Suasana khidmat saat upaya pengibaran bendera merah putih

Kehadiran siswa menurutnya bisa menjadi salah satu tolak ukur keberhasilan dalam pendidikan. Sehingga pihaknya berupaya memaksimalkan mampu mencapai lebih dari 95 persen dalam sehari.

“Demikian pula jika ada siswa tiga hari secara berturut-turut tidak hadir, akan dilakukan home visit untuk memastikan siswa tetap mendapat layanan pendidikan,” tukasnya. (Adg)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *