Optimis Mampu Produksi 1.000 Ton Jagung, Banten Siap Pasok Kebutuhan Industri Pakan

DBC I Serang – Memiliki sumber daya alam yang melimpah, Banten diyakini mampu menyediakan kebutuhan bahan baku bagi industri-industri yang ada di provinsi terujung Pulau Jawa ini. Pada sektor pertanian misalnya, komoditas Jagung mulai menunjukkan tren positif dengan produksinya yang terus meningkat.

Hal itu dikatakan Agus M Tauchid, Kepala Dinas Pertanian Provinsi Banten usai Panen Pertama Jagung 2019 di Gunung Kencana, Kab. Lebak kepada wartawan, Jumat (23/2/2019).

“Kami yakin petani jagung akan mampu dan siap menyediakan kebutuhan jagung untuk industri-industri pakan yang ada di Banten maupun diluar Banten. Dengan optimistis mampu mengirimkan produksinya hingga 1.000 ton,” ungkapnya.

Pada panen perdana dengan produksi 150 ton ini, kata Agus, kita sudah memberikan pasokan untuk kebutuhan industri pakan pada PT Charoen Pokphand yang berada di Kabupaten Serang.

“Memang kami akui ini pertama kalinya untuk produksi jagung di Banten dalam skala besar yang memasok kebutuhan industri. Untuk tahap awal ini sudah masuk sekitar 150 ton yang masuk ke PT Charoen Pokphand,” kata Agus.

Agus menjelaskan, produksi jagung yang dipasok ke industri pakan ternak tersebut berasal dari lahan perkebunan jagung di Kecamatan Gunung Kencana Kabupaten Lebak yang merupakan salah satu pilot project penanaman jagung dengan hamparan sekitar 100 hektare yang program penanamannya dimulai 2017 lalu.

“Harga jualnya cukup tinggi, untuk pertama kali harganya sekitar Rp 5000 per kilogram dengan kadar air 20 persen. Padahal harga pembelian pemerintah (HPP) jagung itu Rp 3500 per kilogram. Jadi ini sangat menguntungkan bagi para petani di daerah tersebut,” ungkapnya.

Selain masuk ke industri pakan ternak yang ada di Banten, kata Agus, produksi jagung para petani di Banten juga masuk ke pasaran di Kabupaten Sukabumi serta induskti pakan lainnya yang ada di Kabupaten Serang.

“Produksi jagung dari Kabupaten Serang juga siap memasok untuk perusahaan pakan yang ada di sana yakni PT Sari Pakan,’ imbuhnya.

Agus meyakini pasokan jagung untuk industri pakan yang ada di Banten akan terus meningkat seiring dengan pelaksanaan panen raya jagung di sejumlah tempat di Banten.

“Kami optimis bisa mencapai 500 bahkan sampai 1000 ton untuk pasokan industri pakan ini. Sebelumnya tidak pernah masuk industri pakan karena memang skala prioduksinya sedikit,” terang dia.

Agus mengatakan, berdasarkan data capaian produksi jagung di Provinsi Banten Tahun 2016 sampai Tahun 2018 terus meningkat.

Tahun 2016 produksi jagung di Banten mencapai 19.882 ton atau 102 , 27 persen dengan produktivitas 40,47 kwintal per hektare dari luas panen 4.193 hektare.
“Meningkat cukup tinggi dibandingkan dengan capaian produksi Tahun 2015 yang baru mencapai 11.870 ton,” imbuhnya.

Menurut Agus, produksi jagung di Banten terus meningkat di tahun 2017 sampai dengan 2018 menjadi 63.518 ton pada 2017 dari luas penan 16.018 hektare atau meningkat 427,67 persen dari Tahun 2016.

Kemudian kenaikan produksi jagung di Banten pada 2018 mencapai 1.902,65 persen dengan capaian produksi 210.556 ton dari luas panen 39.815 hektare dengan produktivitas 52,88 kwintal per hektare.
“Peningkatan produksi jagung di Banten ini tidak terlepas dari peran dan komitmen pemerintah daerah dan pusat dalam upaya mewujdukan swasembada jagung melalui peningkatan produksi secara berkelanjutan,” tandasnya.

(Ade Gunawan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *