Mengenal Body Checking Seperti Pada Kontes Kecantikan, Apa Tujuannya?

Istilah body checking kini tengah banyak ditanyakan menyusul kasus dugaan pelecehan seksual yang menimpa pada sebuah event kontes kecantikan.

Dalam pengakuannya, terduga korban dugaan pelecehan seksual mengaku difoto saat melakukan body checking atau pemeriksaan badan. Terduga korban difoto dalam kondisi tanpa busana.

Lalu sebenarnya apa itu body checking?
Mukie Muza, co-founder Indonesian Pageants yang merupakan komunitas pecinta beauty pageant (kontes kecantikan), mengatakan body checking memang banyak dilakukan dalam kontes kecantikan sebagai bagian dari penilaian.

“Sejauh perjalanan Indonesia Pageant, hal ini dilakukan pada babak preliminary dan juga malam final,” kata Mukie.

Mukie mengatakan body checking tidak dilakukan tanpa busana. Para peserta biasanya mengenakan swimwear (pakaian renang) atau sportswear (pakaian olahraga). Pelaksanaannya juga dilakukan dalam ruang tertutup.

Tujuan body checking

Body checking dilakukan untuk menilai fisik dan kebugaran pada finalis. Hal ini berkaitan dengan konsep dasar kontes kecantikan yang mencari sosok ambassador untuk menginspirasi khalayak melalui prinsip brain, beauty, dan behaviour.

Berkaitan dengan prinsip beauty, body checking dilakukan untuk mendapatkan figur yang dapat mencuri perhatian khalayak dengan fisiknya.

“Penilaian beauty juga meliputi kesehatan jasmani, kecantikan kulit, proporsi wajah, kesehatan rambut,” jelas Mukie, sebagaimana dikutip dari Kompas.com.

Mukie menegaskan, proses body checking juga mempertimbangkan ranah privasi para peserta. Setiap kontes kecantikan memang memiliki konsep pemeriksaan badan sendiri, tetapi memiliki batasan dalam penilaian.

Ia mencontohkan, dengan sesi swimwear yang dilakukan di kancah internasional dan sportswear untuk adaptasi di Indonesia yang bertujuan menilai kebugaran peserta.

Menurut pengalaman Puteri Indonesia 2022 dan Miss Universe Indonesia 2022 Laksmi DeNeefe Suardana, prosedur body checking yang dilaluinya tahun lalu berbeda dengan yang terjadi tahun ini.

Tahun ini, Puteri Indonesia sudah tidak berkaitan dengan Miss Universe, dengan adanya organisasi baru bernama Miss Universe Indonesia. “Prosedur body checking (di Puteri Indonesia) memang ada, tapi di ruangan tertutup, dengan hanya dua juri perempuan dan kita tetap memakai busana,” katanya.

“Body checking is simply untuk memperlihatkan kebugaran kita atau mungkin mengecek kalau kontestannya ada tato atau modifikasi tubuh.” Laksmi juga mengatakan bahwa pemeriksaan ini dilakukan di ruangan yang tanpa CCTV, tidak difoto, apalagi tanpa busana.

Laksmi menambahkan, dirinya sudah memberikan consent atau persetujuan untuk melakukan prosedur body checking Puteri Indonesia ini. “Kita cuma pakai bikini, mungkin diminta untuk jalan sedikit, karena tujuannya untuk sesi bikini di ajang internasional juga,” katanya.

“Jurinya cuma melihat, ‘oke, tubuh kamu proporsional … (bahwa) kita confident dengan tubuh kita, tubuh kita sehat, dan enggak ada luka-luka yang major (parah) mungkin.”

Pemeriksaan tubuh ini menurutnya juga dilakukan agar bila ditemukan luka, ada upaya perawatan atau penanganan yang bisa dilakukan atau “dipercantik.” Atau untuk melihat kalau kontestan memiliki tato. “Karena Puteri Indonesia masih memegang budaya timur, jadi mungkin mereka kalau bisa perempuannya tidak memiliki tato yang besar di punggung, jadi mungkin perlu dilihat saja,” katanya.

“Mereka perlu tahu, mereka ingin tahu kalau Puterinya itu ada tato, karena itu juga merefleksikan personality kita atau mereka.” Ia menyayangkan apa yang terjadi saat ini dan dampaknya bagi dunia kecantikan Indonesia. “Karena Puteri Indonesia sudah membangun reputasi mereka selama 30 tahun dan hal-hal seperti ini menjatuhkannya,” kata Laksmi. “Puteri Indonesia hanya ingin memberdayakan perempuan.”

Senada dengan pengakuan Laksmi, dari informasi yang didapat ABC Indonesia, beberapa mantan finalis Puteri Indonesia yang pernah menjalani proses ini pada tahun-tahun yang lalu juga mengatakan, body checking hanya dilakukan oleh juri perempuan.

Kalaupun ada bagian tubuh yang ada bekas luka dan butuh difoto, yang difoto hanya bagian spesifik tersebut dan tanpa wajah. Salah satu keperluannya adalah untuk menentukan jenis busana yang akan dipakai oleh kontestan, apakah busana yang diperlukan harus menutupi bekas luka yang dimiliki, misalnya. (ADV Dinkes Banten)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *