Maksimalkan Kurikulum Darurat, SMAN 1 Pandeglang Siapkan Modul Pembelajaran Mandiri

Pandeglang I Dinamikabanten.co.id — Pandemi Covid-19 yang terjadi di Indonesia membuat banyak perubahan di berbagai sektor. Tidak terkecuali bidang pendidikan yang terpaksa mengubah sistem pembelajaran yang semula tatap muka di sekolah harus diganti dengan sistem pembelajaran online.

Meskipun perkembangan teknologi telah mengalami kemajuan, pada kenyataannya penguasaan teknologi informasi dan komunikasi belum dapat dikuasai dengan baik. Mereka yang terlibat dalam pembelajaran online juga merasa belum mampu menerapkannya secara maksimal. Ada banyak kendala dan kesulitan yang dialami oleh pendidik, siswa, dan orang tua ketika melaksanakan pembelajaran online.

Dengan kondisi tersebut, SMA Negeri 1 Pandeglang melakukan terobosan dengan menyiapkan modul pembelajaran dalam rangka memaksimalkan efektivitas kurikulum di masa pandemi Covid-19. Kurikulum darurat tersebut dibuat sederhana mengenai kompetensi dasar, kemudian disiapkan pula modul pembelajaran dan materi video agar siswa bisa belajar mandiri.

“Kurikulum darurat ini memang sudah dianjurkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sejak Pandemi Covid-19 melanda Indonesia. Dengan kurikulum darurat ini diharapkan proses belajar mengajar tetap berjalan baik, meski penuh keterbatasan akibat adanya pandemi,” kata Kepala SMA Negeri 1 Pandeglang, Drs H. Abdul Malik, Kemarin.

Mantan Kepala SMAN 7 dan SMAN 10 Pandeglang ini menjelaskan bahwa modul tidak sama isinya dengan buku pelajaran siswa. Modul tampak lebih ringkas, namun tetap berisi pembelajaran siswa yang efektif digunakan selama belajar mandiri.

Selain modul, pihaknya juga akan menyiapkan materi-materi video pembelajaran berisi praktik-praktik baik yang sudah dilakukan oleh guru-guru. Pria yang dikenal ramah dan santun ini menuturkan, kemungkinan dalam pekan kedua Februari bahan kurikulum adaptif dan modul pembelajarannya sudah akan tersedia.

Ia menerangkan, di masa Pandemi Covid-19 ini Kemendikbud memang menyerahkan penyesuaian kurikulum ini kepada guru dengan mengacu pada konsep Merdeka Belajar. Merdeka Belajar inilah yang memberi ruang kepada guru dan kepala sekolah untuk menyesuaikan kurikulum dengan mengidentifikasi materi-materi esensial yang ada di dalam kompetensi dasar di setiap tingkatan sekolah.

Ia menjelaskan bahwa modul merupakan salah satu bentuk bahan ajar yang dikemas secara utuh dan sistematis, didalamnya memuat seperangkat pengalaman belajar yang terencana dan didesain untuk membantu peserta didik menguasai tujuan belajar yang spesifik. Modul minimal memuat tujuan pembelajaran, materi/substansi belajar, dan evaluasi.

Sekolah dengan luas lahan sekitar 2 hektare ini memilki jumlah peserta didik sebanyak 1.280 siswa dengan jumlah pendidik dan tenaga kependidikan lebih dari 100 orang serta ruang kelas belajar 38 ruang.

SMA yang dikenal dengan segudang prestasi mulai dari prestasi sekolah, prestasi akademik dan non-akademik ini memastikan 80 persen lulusannya melanjutkan ke Perguruan Tinggi Negeri maupun Swasta.

Namun demikian berdasarkan pantauan Tangerang Raya di lapangan, ada beberapa ruang dan fasilitas sekolah yang perlu mendapat perhatian. Diantaranya ruang guru, meubeuler dan laboratorium komputer harus mendapat perhatian dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Banten.

Tidak hanya itu, akses jalan menuju sekolah yang beralamat di Cigadung, Kec. Karang Tanjung, Kabupaten Pandeglang ini tampak rusak dan berlubang. Sehingga sudah sepatutnya instansi terkait bisa segera melakukan pembangunan pada jalan tersebut, sebab faktanya selain siswa yang bersekolah disitu, ruas jalan juga digunakan sebagai akses keluar masuk warga setempat. (adg)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *