Ketua DWP Banten Tine Al Muktabar: Pola Asuh Tepat dan Disiplin Hindarkan Anak Kecanduan Gadget dan Internet

BANTEN | DINAMIKA BANTEN — Ketua Dharma Wanita Persatuan (DWP) Provinsi Banten Tine Al Muktabar mengatakan, peran orang tua dan lingkungan sangat penting dalam memberikan pola asuh agar tumbuh kembang anak menjadi optimal.

Orang tua memberikan contoh kedisiplinan dan model bagaimana memanfaatkan gadget.

“Anak-anak merupakan salah satu aset bangsa untuk penerus bangsa dalam mengawal Indonesia Emas 2045,” ungkap Tine Al Muktabar membuka usai Webinar Dampak Kecanduan Gadget Bagi Kesehatan Mental yang digelar DWP Provinsi Banten secara virtual di Gedung Negara Provinsi Banten, Jl Brigjen KH Syam’ un No.5 Kota Serang, Jumat (4/10/2024).

“Untuk mengantisipasi kecanduan gadget pada anak-anak, orang tua harus bisa mendidik dengan pola asuh yang benar dan memberi contoh. Bagaimana mereka bisa memperlakukan kedisiplinan dalam menggunakan gadget,” sambungnya.

Tine juga menyampaikan bahaya kecanduan atau adiksi gadget dan internet sama dengan berbahayanya adiksi narkoba yang mampu memberikan dampak terhadap berkurangnya konsentrasi, tidak bisa mengambil keputusan bahkan bisa menyebabkan kerusakan otak pada area tertentu.

“Diharapkan DWP mampu menjadi motor penggerak di keluarganya dan di lingkungannya, bagaimana memanfaatkan gadget yang memberikan nilai dampak yang positif dengan cara pemanfaatan yang tepat dan tidak berlebihan,” ujarnya.

Selain itu, kata Tine, dalam mengawal Indonesia Emas 2045. Orang tua harus mampu menerapkan pola asuh anak yang tepat dalam memberikan contoh kedisiplinan dan model bagaimana memanfaatkan gadget dengan memberi dampak yang positif dan tidak berlebihan.

“Jika ada anak-anak yang terlihat memiliki kecanduan gadget dapat sedini mungkin untuk segera diatasi, bagaimana ada langkah-langkahnya agar tidak menyebabkan kerusakan otak yang lebih parah lagi,” jelasnya.

Turut menambahkan, Pakar Kedokteran Universitas Indonesia (UI) Kristiana Siste Kurniasanti dalam paparannya menyampaikan adiksi atau kecanduan merupakan penyakit kronis yang melibatkan interaksi kompleks antara sirkuit otak, genetik, lingkungan, dan pengalaman hidup seseorang. 

“Remaja risiko lebih besar mengalami kecanduan karena area otak bagian depan yang mengatur emosi, menilai, dan mengambil keputusan, masih berkembang,” ujarnya.

Sedangkan, kecanduan internet merupakan pola penggunaan jaringan internet yang berlebihan dan pikiran terus-menerus untuk selalu menggunakan internet secara tidak sehat.

Adapun ragam kecanduan internet di antaranya adalah kecanduan judi, kecanduan game online, kecanduan media sosial, kecanduan pornografi, dan kecanduan belanja online.

“Dampak kecanduan internet dari bidang fisik yaitu sering lelah dan mabuk, gangguan penglihatan dan peningkatan/penurunan berat badan. Sedangkan dari bidang kesehatan jiwa dapat berdampak dengan mudah marah, cemas, agresif hingga kesehatan,” ujarnya.

“Kemudian dampak sosial yang disebabkan dari kecanduan internet, diantaranya terganggunya hubungan dengan keluarga dan teman, serta mampu menimbulkan masalah di pekerjaan atau sekolah,” sambungnya.

Selanjutnya, Kristiana Siste Kurniasanti menuturkan terdapat panduan konteks dalam mencegah Kecanduan internet.

Mulai dari memperbaiki gaya hidup dengan menjadwalkan aktivitas setiap hari dan melakukan perawatan diri dengan pelatihan teknik relaksasi dalam mengurangi stres.

“Atur penggunaan dan pantau diri dalam penggunaan gadget, tetap berkomunikasi dengan teman, dan keluarga serta mencari bantuan profesional bila dibutuhkan,” tutupnya. (Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *