Dinilai Efektif dan Efisien, SMKN 1 Kota Cilegon Kembangkan Model Pembelajaran PBL

CILEGON | DINAMIKA BANTEN — Saat ini, kebutuhan pasar semakin berkembang mengikuti perkembangan zaman. Perkembangan pasar yang semakin cepat membuat lembaga pendidikan perlu melakukan penyesuaian. Penyesuaian dapat dimulai dari kurikulum yang sekolah pakai untuk kegiatan belajar mengajar.

Salah satu kegiatan yang menjadi pertimbangan adalah penerapan pembelajaran PBL (Project based learning) untuk siswa SMK. 

Hal ini diungkapkan Kepala SMK Negeri 1 Kota Cilegon, Widodo kepada Dinamikabanten.co.id, Kamis, 1 Februari 2024 di Cilegon. 

SMK, kata Widodo, merupakan jenjang sekolah yang membentuk lulusan untuk siap kerja. Kurikulum yang sekolah terapkan sudah menyesuaikan dengan kebutuhan lapangan. Lulusan SMK harus sekolah bentuk sebagai lulusan yang siap kerja.

“Salah satu metode yang dapat membuat siswa untuk siap kerja adalah menggunakan model pembelajaran PBL (Project based learning), ” ucap Widodo. 

Widodo yang juga dipercaya sebagai Ketua MKKS SMK Provinsi Banten ini menjelaskan bahwa PBL atau Project based learning adalah metode pembelajaran baru yang coba SMK terapkan. Pembelajaran PBL berfokus pada penyelesaian proyek yang sepenuhnya siswa kerjakan.

“Di model ini, guru akan berperan sebagai fasilitator pada saat kegiatan berlangsung. Sehingga siswa nantinya dapat berperan aktif dalam penyelesaian masalah yang mereka hadapi, ” ucapnya. 

Model pembelajaran PBL muncul karena keresahan terhadap sistem yang saat ini sekolah pakai. Saat ini, kebanyakan sekolah masih menggunakan sistem pembelajaran berupa ceramah. Sistem ini membuat siswa cenderung pasif dan tidak dapat mengeluarkan kemampuannya secara maksimal.

Padahal, keaktifan siswa sangat membantu siswa ketika sudah terjun ke dunia kerja nantinya. Hal ini membuat sekolah mulai merumuskan model pembelajaran baru salah satunya menggunakan model PBL.

Pada implementasnya, kata Widodo, model pembelajaran PBL dapat meningkatkan kemampuan siswa secara signifikan. Dengan menggunakan model ini, siswa akan melatih tingkat keaktifannya dan secara tidak langsung akan melatih softskill pun hardskill siswa. 

Hal ini dapat terjadi karena pada pembelajaran PBL, siswa harus berperan aktif untuk dapat menyelesaikan proyek yang mereka kerjakan. Secara tidak langsung, kemampuan perencanaan, strategi dan daya pikir siswa akan meningkat.

Berdasarkan pengalaman yang telah dilakukan tentang penerapan pembelajaran PBL, Widodo mengklaim adanya nilai positif. Nilai positif bisa dilihat dari tingkat keaktifan siswa, dan output dari permasalahan yang mereka selesaikan.

“Kemampuan siswa menjadi semakin meningkat dan siswa menjadi lebih aktif. Selain itu, penyelesaian masalah yang siswa lakukan juga menjadi semakin baik, ” imbuhnya. 

Dikembangkan Melalui PKL

Dengan outcomenya yang cukup optimal, SMK Negeri 1 Kota Cilegon berupaya melakukan pengembangan pembelajaran PBL melalui sistem PKL. 

“Secara teknis PLK berbasis project ini mirip dengan pembelajaran project based learning, yang membedakan hanya dari sosok instruktur saja. Karena PKL dengan sistem project dibimbing langsung oleh pihak perusahaan, ” tandasnya. 

Dikatakan bahwa PKL berbasis project ini merupakan bagian dari solusi yang dimana perusahaan-perusahaan padat modal di Cilegon diharapkan tetap bisa menerima siswa untuk PKL atau Prakerin (Praktek Kerja Industri). 

“Artinya perusahaan tidak mesti mewajibkan siswa PKL untuk selalu berada di perusahaan setiap hari, cukup mereka diberikan tugas atau tanggungjawab membuat sebuah project yang ditetapkan untuk dikerjakan di sekolah. Dengan catatan, tentunya perusahaan harus memberikan gambaran pada siswa baik secara teori maupun aplikasi bagaimana sistem kerja pada sebuah perusahaan mulai dari budaya kerja hingga pada tataran teknis produksi, ” paparnya. 

Diakhir, Widodo mengaku sudah menjalankan  PKL berbasis project ini dengan perusahaan di Kota Cilegon dan sekitarnya. Kedepan ia akan terus membangun kemitraan berbagai perusahaan agar seluruh jurusan keahlian bisa turut diterapkan. 

 “Karena kami menilai konsep ini mampu menjawab prinsip efektif dan efisien dalam pembelajaran terhadap siswa,” tukasnya. (adg) 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *