CV Putra Cemerlang Utama Kerjaan Proyek TPT Asal jadi di Desa Lewibalang

PANDEGLANG | DINAMIKA BANTEN — Pengerjaan Proyek Ruas jalan Cikeusik – Lewibalang dikerjakan oleh CV. Putra Cemerlang Utama mengunakan dana APBD kabupaten Pandeglang TA. 2023 melalui Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang (DPUPR) Pandeglang dikerjakan asal-asalan. Pasalnya pada pemasangan TPT (Tembok Penyangga Tanah) tidak digali.

Celakanya lagi dilokasi pengerjaan TPT itu tidak ada Konsultan Pengawas, dan tidak adanya pelaksana kegiatan yang tertuang dalam kontrak pemenang tender.
Diketahui proyek APBD tahun 2023 ini berada di Desa Lewibalang, Kecamatan Cikeusik dengan nilai anggaran Rp. 400juta lebih.

Dikonfirmasi salah satu pekerja dilokasi pengerjaan TPT itu, dirinya mengatakan, bahwa rombongan para pekerja berkerja di kegiatan ini, semuanya atas perintah dari Kepala desa (Kades) Sukaseneng.

” Disini hanya ada pekerja semua tidak ada pengawas dan konsultan yang mengawal kami, kami tidak tau juga yang kami tau kami disuruh pak mail selaku Kepala Desa Sukaseneng silahkan tanya langsung kepada beliau,” ucapnya pekerja dilokasi, Jum’at Kemarin (10/03/2023).

Pekerja itu juga mengaku, pada saat pemasangan batu di kegiatan TPT tidak perlu menggunakan adukan dasar, hal itu disebabkan kurangnya ketersediaan air atau susah air.

” Kami pasang batu TPT ini yah tidak perlu pakai adukan dasar, kami cukup letakan batu secukupnya lalu baru kasih tengahnya sedikit adukan, baru nanti atasnya kami kasih adukan agak padat tujuannya menghemat adukan karena disini susah air buat bikin adukan,” akunya.

Bahkan tak hanya itu, para pekerja juga mengaku tidak diberikan alat pelindung untuk keselamatan kerja, seperti safety shoes (sepatu), sarung tangan, hanya diberikan helm dan rompi.

” Kami cuma dikasih helm dan rompi sementara sepatu, sarung tangan tidak dikasih, inipun sepatu boot yang kami pakai bawa dari rumah, rompi dan helm itupun juga baru beberapa orang aja gak tau ini,” tutupnya.

Terpisah, Kepala desa (Kades) Lewibalang, Sarnata mengatakan bahwa dirinya tidak dilibatkan dalam pelaksanaan kegiatan kontruksi di desanya, bahwa dirinya juga mengaku tidak mengetahui para pekerja yang mengerjakan proyek itu.

” Waktu MC-0 memang saya ikut, setelah itu, saya tidak dilibatkan kembali apalagi ikut ngirim batu, atau menyediakan tenaga kerja, saya sama sekali tidak ada koordinasi lagi, sehingga saya tidak tahu warga desa mana yang mengerjakan proyek itu, kalau warga setempat pasti saya dikasih tahu,” tandasnya.

Lantaran tidak bertemu dengan pihak pelaksana dan konsultan pengawas dilokasi kegiatan TPT, awak media belum mendapatkan tanggapan apapun dari pihak pelaksana sampai berita ini dikirim ke redaksi. (Hadi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *