Banten Mendapat Kuota Transmigrasi 25 KK
Serang l DBC – Tahun ini Provinsi Banten mendapatkan kuota untuk memberangkatkan warga setempat menjadi transmigran ke sejumlah daerah penempatan sebanyak 25 kepala keluarga (KK)
Kasi Transmigrasi Disnakertrans Provinsi Banten, Syafrizon mengatakan bahwa sebanyak 25 KK itu akan dikirim ke tiga Provinsi sebagai daerah penempatan yaitu 5 KK berasal dari Kabupaten Tangerang akan dikirim ke Provinsi Sulteng Kab. Toli Toli, 5 KK dari Kota Serang akan dihijrahkan ke Provinsi Kaltim Kab. Paser.
Sementara 15 KK dari Kab. Pandeglang, Kab. Lebak dan Kab. Serang akan ditransmigrasikan ke Provinsi Gorontalo.
“Jadi 15 KK warga Banten yang akan dikirim ke Gorontalo itu masing-masing 5 KK akan dikirim ke Kab. Boalemo, Kab. Lenak dan Kab. Pohuwato,” kata Syafrizon kepada dinamika banten.co.id di Serang Selasa 28 Agustus 2018. Dan rencananya untuk jatah 25 KK ini, kat Zon, pemberangkatannya akan dilakukan pada akhir tahun.
Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, kuota yang diberikan untuk Banten dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi untuk tahun ini lebih sedikit. Pada 2017, Banten mendapatkan jatah untuk 40 transmigran.
Padahal, lanjut Syafrizon, animo masyarakat Banten untuk bertransmigrasi masih cukup tinggi. Setidaknya hingga awal Maret 2018, warga Banten yang mengajukan usulan untuk menjadi transmigran sudah lebih dari 100 orang.
“Rata-rata alasan warga yang ingin bertransmigrasi karena mereka tidak memiliki lahan di Banten sementara secara skill mereka memili kemampuan untuk menggarap dan mengelola baik itu lahan kering (pekarangan) maupun lahan basah (sawah). Yang jelas, kami sama sekali tidak pernah memaksa masyarakat Banten agar mau bertransmigrasi,” ujarnya.
Syafrizon menambahkan, berdasarkan informasi sementara yang diterima pihaknya, para transmigran asal Banten tersebut rencananya untuk pemberangkatan akan menggunakan pesawat terbang.
“Fasilitas yang diberikan pemerintah pusat menuju daerah transmigrasi di antaranya menyangkut paket transportasi, pelatihan, dan perbekalan. Sementara dari Pemprov Banten sebatas hanya menyiapkan SDM transmigran” katanya.
Jadi, katanya, transmigrasi tahun ini sedikit berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Sebab yang biasanya pemberangkatan menggunakan kapal laut atau lewat transportasi air, sekarang menggunakan pesawat atau transportasi udara.
Di tempat transmigrasi, mereka masing-masing biasanya akan mendapatkan tanah seluas dua hektare dan rumah, yang selanjutnya mereka dapat bercocok tanam dengan pola tanam di lahan kering.
Menurut Syafrizon, rata-rata warga Banten yang telah bertransmigrasi selama ini relatif sukses di tempatnya yang baru. Mereka ada yang menanam kemiri, kopi, bawang merah, dan sejumlah komoditas lainnya disesuaikan dengan kondisi wilayah. (ade gunawan)