20 Alat Pengering Padi Untuk Petani di Banten
DBC I Serang-Banten mendapat bantuan alat pengering padi (dryer) sebanyak 20 unit dari Kementrian Pertanian RI. Kepala Dinas Pertanian Provinsi Banten, Agus M Tauchid menyakini bantuan tersebut akan memberikan pengaruh besar terhadap meningkatnya kesejahteraan petani dan Kelompok Tani di Banten.
“Bantuan (dryer-red) ini merupakan solusi dalam rangka menyongsong panen raya di musing penghujan. Sehingga kedepan tidak ada lagi cerita duka atau sedih saat para petani panen di musim hujan akibat kesulitan untuk menjemur padinya yang pada akhirnya nilai jual petani turun,” kata Agus M Tauchid kepada dinamikabanten.co.id di Serang, Rabu (19/9/2018).
Dalam kondisi itu, sambung Agus, sudah dipastikan petani akan mengeluh karena mengalami kerugian. “Artinya disini terkesan seolah pemerintah tidak ada. Melalui bantuan ini maka sudah dipastikan pemerintah hadir, presiden dan mentri hadir, gubernur hadir, kabupaten dan kota juga hadir dalam memberikan pelayanan yang terbaik kepada petani di Banten khususnya,” ujarnya.
Dijelaskan bahwa pagu anggaran untuk satu paket bantuan alat pengering sebesar 1 milyar. Rencananya, kata Agus, uang tersebut akan langsung ditransfer ke rekening masing-masing Kelompok Tani.
“Kita sendang upayakan agar dananya bisa langsung ditranfer ke masing-masing kelompok tani saja. Sebab mengingat waktu tahun anggaran juga sudah sangat mepet,” tandasnya.
Kabid Tanaman Pangan, Sobirin menambahkan bahwa secara rinci 20 unit bantuan alat pengering tersebut tersebar di kabupaten/kota yakni 4 unit kabupaten Serang, 9 Kabupaten Pandeglang, 6 Kabupaten Lebak dan 1 Kabupaten Tangerang.
“Awalnya kita mendapat jatah 14 unit, tapi setelah kembali melakukan usulan alhamdulillah pusat memberikan tambahan 6 jadi semuanya 20 unit” kata Sobirin.
Sobirin juga membenarkan bahwa satu unit dryer dipagu sebesar 1 miliyar. Jadi, katanya, secara teknis anggaran sebesar itu digunakan untuk bangunan Rp 300 juta pola transfer dan pembelian mesin dryer Rp 600 juta pola e_katalog.
“Tapi itu baru harga perkiraan saja. Nanti yang menentukan pasaran harga dryer itu dari Dinas PUPR Provinsi dan Kabupaten/Kota,” katanya.
Kabid Tanaman Pangan ini juga mengimbau kepada Kelompok Tani yang mendapat bantuan dryer bisa melakukan perawatan dan pemeliharaan agar usianya juga bertahan lama.
“Saya berharap kelompok tani juga harus mampu melakukan pengelolaan yang baik terhadap sesama anggota petaninya. Silakan dirembukan bersama agar semuanya memperoleh manfaat dari bantuan tersebut. Sehingga kesejahteraan mereka semakin membaik,” harapnya. (ade gunawan)